Sunday 24 June 2018

Novel Saikyou Mahoushi no Inton Keikaku Bahasa Indonesia Chapter 1

Novel Saikyou Mahoushi no Inton Keikaku Bahasa Indonesia Chapter 1



Translator : Sai Kuze

Chapter 1 - Dunia Baru Yang Tak Menyenangkan


Fasilitas penelitian guru terpisah dari gedung akademi, dan bangunan eksperimental yang baru dibangun. Ukuran satu ruangan didalam bangunan itu sendiri luasnya lebih besar dari ruangan milik guru. Mungkin bisa dianggap satu lantai saja. Dan satu ruangan itu sepenuhnya dialokasikan untuk satu siswa baru, yang membuat para guru kebingungan.

Tanpa pengecualian, akademi ini mengatur semua siswa baru untuk tinggal di asrama. Kebijakan ini dijalankan oleh organisasi manajemen untuk menekan skandal apa pun yang pasti akan terjadi. Sangat mudah bagi penyihir amatir untuk menyalahgunakan sihir mereka dan itu membahayakan. Bahkan masalah terkecil sekalipun dapat menyebabkan bencana, yang telah terjadi beberapa kali. Jika masyarakat umum mendengar berita semacam itu, Magic Training Organization harus mengubah kebijakan mereka. Hal itu akan secara langsung menurunkan jumlah kekuatan nasional yang dimiliki negara.




「 Semua peralatan canggih ini ... dengan mendaftarkan aku ke akademi saja sudah menjengkelkan tapi bahkan aku tidak bisa mengeluh tentang hal ini. 」 (Alusu)


Semua lulusan dari akademi ini pada dasarnya langsung masuk ke dinas militer, dan karena mereka bagian dari militer, mau tidak mau mereka harus melakukkan tugas ini. Bagi Alusu yang tenggelam dalam pelatihan sihir sejak kecil, gagasan tugas militer ini hampir terasa seperti kebebasan.

Dia menempatkan sedikit bawaannya ke kamar tidur, dan langsung mulai mencari rak buku. Di rak buku ada semua buku yang dia minta untuk diberikan kepadanya. Buku sangat berbeda dari landasan dasar sihir, benda-benda yang tidak praktis untuk digunakan. Dalam sebuah buku kuno. Ada pepatah mengatakan 'kau harus belajar dari para pendahulumu'. Teori-teori yang biasanya tidak dapat ditemukan, berbagai bentuk sihir kosong dan belum diuji yang telah bercabang ke tingkat ekstrem. Ide-ide luar biasa seperti itulah yang mendorong perkembangan sihir hingga sampai saat ini. Dia bisa memasuki perpustakaan dan menemukan bagian-bagian yang tidak bisa diuji saat penelitian. Tidak ada tempat yang lebih baik untuk belajar tentang sihir daripada di sini, di akademi sihir.

Dia dengan cepat membalik-balik buku dan memutuskan bahwa semuanya berharga. Untuk meminjamkan begitu banyak buku kepada satu orang biasanya tidak mungkin. Namun, Alusu telah mempresentasikan banyak teori dan hasil penelitian dan berada di garis depan dari semua perkembangan sihir. Sama seperti yang dijanjikan gubernur, dia pasti bisa mengharapkan kehidupan yang memuaskan di sini.

Seseorang kemudian mengetuk pintu beberapa kali.


「 Silakan masuk.  」 (Alusu)


Saat dia mengatakan itu, seorang wanita berseragam lengkap datang dengan senyuman tanpa emosi yang tidak mengungkapkan apapun. Kecantikannya tak ada duanya. Selain itu ia memiliki tubuh yang elegan dengan seluruh lekuk tubuh yang proposional, memberinya pesona wanita dewasa.


「 Senang bertemu dengan mu. Aku ketua dewan akademi ini, Cisty Nexophia. Salam kenal, Alusu-kun. 」 (Cisty)


Dia adalah seorang selebriti yang juga dikenal sebagai 「  Witch  」. Dia pensiun dari garis depan, tetapi masih meluapkan aura magis yang penuh dengan bloodthirst.


「 Saya sudah mendengar banyak tentang anda, 「  Witch  」 Cisty-dono. Saya Alusu Reigin. Ketika saya selesai beres-beres, saya berencana untuk mengucapkan salam pada anda. 」 (Alusu)


Sampai-sampai aku akan pensiun untuk melakukannya. Ketua pasti tidak muda tetapi tidak peduli bagaimana kau mengatakannya, ia tampak seperti berusia 20-an; itu mungkin salah satu alasan mengapa dia disebut 「  Witch  」. Rambutnya yang coklat muda berkilau dengan elegan turun sampai ke pinggangnya. kau bisa tahu dengan hanya melihat pakaiannya bahwa area di sekitar dada dan pinggangnya sangat terbatas, benar-benar bertentangan dengan apa yang akan dikatakan oleh usianya yang sebenarnya.

Sang ketua menyeringai pada ketenangan Alusu, dan menghapus aura yang dia lepaskan.


「 Seperti yang diharapkan dari 【 Single Mage 】. Saya kira hanya dengan tekanan aura seperti ini anda tidak akan merasa gelisah. Dan sekarang ini saya juga seorang ketua. 」(Cisty)

「 Maaf. Namun tidak perlu bersikap sopan. Ketua juga seorang 【 Single 】 ketika masih aktif bertugas. 」 (Alusu)

「 Itu adalah kisah masa lalu. Juga aku hanya peringkat kesembilan, dan hanya untuk waktu yang sangat singkat. 」 (Cisty)


Dengan senyuman, ketua mengeryitkan alisnya seolah-olah dia menertawan dirinya, namun tidak ada seorang pun di negara Alfa yang tidak akan mengenalnya. Selama aktif bertugas, dia berada di garis depan pasukan pelindung negara Alfa, bahkan di militer dia adalah sosok yang populer. Jadi ketika dia pensiun, dia secara alami mengambil posisi sebagai ketua dewan dari Second Magic Institution dan menghasilkan penyihir berbakat yang tak terhitung jumlahnya sejak dia mengambil posisi ini.


「 Terlepas dari itu, apakah tidak masalah berada di sini? Upacara Penerimaan seharusnya lebih penting saat ini. 」 (Alusu)

「 Aku sudah melakukan bagianku dalam upacara. 」 (Cisty)


Apakah benar-benar tidak apa-apa bagi ketua untuk tidak hadir saat upacara penerimaan? itulah kalimat yang tidak ingin Alusu tanyakan dan ia menahan lidahnya.

Sebagai 【 Single 】 terdahulu, semua siswa sangat mengaguminya. Dia adalah pusat perhatian semua orang selama upacara. Kau bisa melihat kelelahan di wajahnya yang kurang keriput. Atau mungkin itu hanya pura-pura kelelahan. Dia mungkin sedang menunggu kata-kata pujian, tetapi Alusu tidak terlalu tertarik dengan basa-basi ramah dengannya. Sealami mungkin Alusu pura-pura tidak memperhatikan, tetapi dia merasa bahwa dia sudah terlambat.


「 Sekarang setelah kamu menyebutkannya, Alusu-kun juga tidak menghadiri upacara penerimaan. 」 (Cisty)


Dia berkata dengan nada ringan seolah-olah itu bukan apa-apa.

「 Aku hanya ingin melakukan penelitian, jadi aku tidak berniat menghadiri kelas dan tidak ada waktu atau minat untuk hubungan palsu dengan siswa lain. 」 (Alusu)

「 Itu tidak akan bisa. Gubernur mengatakan bahwa jika kau terlalu banyak absen, akan ada perintah bagimu untuk kembali aktif bertugas. 」 (Cisty)

「 ----!! Sungguh pria tua yang kejam. 」 (Alusu)


Ketua menempelkan tangan ke mulutnya dan tersenyum.

Alusu pensiun atas keputusannya sendiri, tetapi dia mengerti bahwa kontribusinya untuk umat manusia tidak dapat diukur. Tidak mungkin gubernur akan menerima pengunduran dirinya.

Itu sebabnya dia berkompromi.

Karena dia telah bekerja tanpa henti, satu-satunya harapannya yang sederhana adalah menjalani sisa kehidupannya dengan tenang. Tapi mimpi itu dihancurkan seketika.


「 Tolong jangan khawatir tentang itu. Selama kamu memenuhi tingkat kehadiran minimum untuk kelas dan menyelesaikan pekerjaan rumahmu, aku akan memberimu kelonggaran. Juga karena peringkat Alusu-kun sebagai penyihir mungkin menyebabkan keributan, tolong merahasiakannya. 」 (Cisty)


Peringkat yang menunjukkan kekuatan seorang penyihir …… Bahkan di antara 【 Single 】, informasi pribadi mereka dirahasiakan dari publik. Jadi perintah untuk tetap diam tidak berubah bahkan untuk saat ini.


「 Aku tidak berniat membual tentang pangkatku. Lebih baik seperti itu agar tidak menarik banyak masalah. 」 (Alusu)

「 Fufu …… Begitukah? Maka selamat menjalani kehidupan siswa yang penuh arti ~  」 (Cisty)


Ketua sambil tersenyum berkata 「 Jika ada sesuatu yang mengganggumu, jangan sungkan untuk masuk ke kantorku kapan saja. 」 Dan meninggalkan ruangan.

Di dalam suasana keheningan kamar. Tanpa berpikir Alusu mengeluarkan keluhan yang tak terelakkan.


「 Waktu luang berharga yang aku memiliki …… 」 (Alusu)


♢ ♢ ♢


Sekitar 400 siswa baru mengambil kelas yang cocok dengan mata pelajaran mereka dan menghadiri kelas. Kelas biasanya dipisahkan kecuali untuk pelatihan praktik dan sesi keterampilan praktis di mana semua orang berkumpul bersama dalam satu bangunan.

Hari ini menandai tiga minggu sejak dimulainya kelas, dan juga penampilan pertama Alusu (terdengar seperti aku di uni). Tanpa satu subjek pun yang ia minati, ia mengurung diri di laboratoriumnya.
Dia pikir sudah saatnya dia menunjukkan batang hidungnya sehingga dia masih bisa memenuhi absen minimalnya.

Saat ini adalah pertama kalinya dia mengenakan seragamnya sejak dia melewati upacara masuk. Tidak ada masalah bahkan jika kau memakainya setiap hari, menunjukkan betapa bagusnya bahan yang digunakan untuk membuat seragam ini, sampai pada titik di mana bahkan organisasi manajemen nasional sangat menginginkannya. Namun desainnya ... Tidak terasa nyaman dipakai, hanya terbuat dari bahan berkualitas tinggi. Itu bahkan lebih baik daripada seragam yang dipakainya setiap kali dia menjalankan misi, hal itu karena seragam akademi penuh dengan serat anti-sihir. Meski begitu, sama sekali tidak ada pengurangan dalam konduktivitas sihir dari dalam pakaian. Mungkin lebih baik memakai ini sebagai gantinya ketika ada pekerjaan yang harus dilakukan.

Dalam hal ini, bagaimana rasanya?

Sambil dipenuhi pikiran tentang seragamnya, dia menuju kelas tahun pertama.

Hari ini ada banyak latihan simulasi bertempur dan pelatihan praktis. Jam pertama adalah fondasi dasar sihir. Bagi Alusu, itu adalah sesuatu yang tidak perlu dia perhatikan. Dari usia 6 tahun, ia menerima pelatihan khusus dan mempelajari sihir dengan cepat melalui belajar mandiri. Meskipun itu sebagian besarnya adalah sihir tempur.

Saat memasuki kelas, pertemanan sudah terbentuk di kelas. Ada 40 orang perkelas dengan 10 kelas. Saat ini masih ada sedikit waktu sebelum kelas dimulai, tetapi seluruh kelas berbicara tentang pelajaran kemarin, dan topiknya tentang sihir.

Alusu duduk di kursi acak di dekat bagian belakang, mengeluarkan buku dan mulai membaca. Sejak awal dia tidak punya niat bersosialisasi dengan teman-teman sekelasnya.

Seorang gadis dengan rambut berwarna kastanye dengan gerakan anggun mendekatinya.


「 Selamat pagi. Aku Alice Tireik. Kamu adalah Alusu-san kan? 」 (Alice)

「 …… Nn, Ya. 」 (Alusu)


Tanpa memperhatikan orang yang memanggilnya, penglihatan Alusu tetap tertuju pada huruf-huruf di buku itu.

Alice mengatakan saat ini dia sedang berkenalan dengannya sehingga Alusu mencoba mengingat pertemuan mereka, tetapi dia dengan cepat menyerah dan mengembalikan konsentrasinya ke buku.

Dengan respon dingin seperti itu, Alice merasa putusasa dan mengubah topik pembicaraannya.


「 Kamu pasti sedang sakit, senang rasanya kamu sudah sembuh. 」 (Alice)

「 Tidak, aku hanya sengaja melewatkan kelas. Sepertinya tidak ada kelas yang bagus, dilain sisi, aku ingin berkonsentrasi jadi bisakah kau pergi ke tempat lain? 」 (Alusu)

「 …… !! Aku minta maaf! 」 (Alice)


Tanpa basa-basi, Alusu mengatakan pada Alice apa yang dia inginkan. Dan dalam sekejap, Alice merasa sedih dan menundukkan kepalanya. Saat dia pergi dengan murung, seseorang dari tempat lain dikelas berteriak.


「 Kau pikir kau siapa? !! 」 (Fia)


Dengan jatuhnya kursi berdiri seorang gadis berambut merah yang cantik namun terlihat marah. Kelas langsung terdiam dan tatapan semua orang terfokus pada dua orang itu. Gadis yang sedang marah memiliki rambut merah berayun-ayun dan mengeluarkan aura intimidasi seorang bangsawan. Kau bisa tahu dia memiliki keanggunan, tetapi pada saat itu gadis itu menatap tajam pada Alusu dengan penuh intimidasi. Tetapi dia memiliki perawakan pendek yang membuatnya tidak mengancam seperti yang diharapkannya.


「 Apakah ada yang salah ……? 」 (Alusu)

「 Apakah ada yang salah?!! Alice mengkhawatirkanmu jadi dia menyapamu, jadi kenapa tanggapanmu begitu? 」 (Fia)


Alusu ragu-ragu, tetapi menilai bahwa ini akan turun menjadi sesuatu yang lebih buruk. Dia tidak punya niat untuk menjadi akrab dengan mereka, tetapi dia juga tidak ingin waktu pribadinya sendiri terbuang sia-sia.

Dia bangkit dari tempat duduknya dan menatap mata gadis yang sedang marah itu, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Alice.


「 Maaf tentang itu. Namun tidak perlu mengkhawatirkan diriku. 」 (Alusu)

「 Baiklah! Maafkan aku karena tiba-tiba telah mengganggumu! 」 (Alice)

「 Alice, tidak perlu meminta maaf! 」 (Fia)


Alusu setelah mendengar tanggapannya segera duduk di kursinya dan mulai membaca bukunya.


「 Namaku Tesfia Faver. 」 (Fia)

「 ………. 」 (Alusu)


Alusu dipenuhi kejengkelan. Beberapa saat yang lalu dia memberi tahu para gadis itu 「 Tidak perlu mengkhawatirkan diriku 」 namun ...

Melihat bahwa tidak ada respon darinya, murid perempuan itu dengan keras berjalan kedepan Alusu dan dengan kasar merebut bukunya.

Ini sangat buruk. Konsentrasinya menjadi buyar.
Tipe yang paling dibenci Alusu. Dia dengan terpaksa berdiri.


「 Aku Tesfia Faver! 」 (Fia)

「 Bisakah kau mengembalikan buku milikku? 」 (Alusu)

「 Seorang bangsawan sepertiku memberikan namaku. Kau harus mengembalikan kesopanan dengan memberikan namamu sendiri. 」 (Fia)

「 Sungguh kejam para bangsawan memaksakan kesopanan mereka pada orang lain. 」 (Alusu)

「 ----!! 」 ?(Fia)


Buku yang diambil dilempar kearah Alusu.
Dan dia dengan mudah menangkapnya dengan satu tangan.


「 Terima kasih. Aku Alusu Reigin. Aku tidak tertarik padamu jadi mengapa kau tidak pergi ke tempat lain? 」 (Alusu)

「 Ti-Tidak tertarik? !!! Sungguh kejam?!! Kau mengatakan beberapa hal yang agak kasar bukan? Ini adalah pertama kalinya aku merasa sedang dipermalukan. 」 (Fia)


Tesfia yang semakin marah terhadap Alusu mendengar lonceng akedemi berbunyi, melihat sekeliling situasi di sekitar mereka gadis itu mulai kembali ke tempat duduknya. Tersfia membuat beberapa upaya untuk menghibur Alice sebelum dengan kesal duduk kembali di kursinya, dan kemudian dia mulai menatap tajam ke arah Alusu.

Dengan acuh tak acuh, Alusu membenamkan dirinya ke dalam bukunya lagi, masalah dengan Tesfia sudah benar-benar hilang dari kepalanya.

Guru jam pertama membuka buku catatan di atas meja.

Alusu tidak membawa buku catatannya. Satu-satunya buku yang dibawanya adalah buku yang dipegangnya itu. Dia segera membuka bukunya dan mulai belajar sendiri.

Alusu menganggap ini membosankan. Isi pelajarannya adalah semua pengetahuan dasar, jadi tentu saja dia mengabaikan apa yang didengarnya karena hanya melukai telinganya. Teman-teman sekelas disekelilingnya secara alami mengeluarkan ketidaksenangan terhadap sikapnya, yang membuat kehidupan akademinya yang damai menjadi semakin tak terjangkau. Dia mengerti bahwa mengganggu lingkungannya akan membawakan suatu masalah, tetapi itu sudah terlambat. Dia mencoba untuk mengurung diri di dalam dunianya sendiri tetapi akhirnya dia tampaknya tidak mampu menahan semua keributan di sekitarnya.


「 Saat kalian diterima di akademi ini, seharusnya juga kalian telah menerima sebuah lisensi. Ini diberikan kepada semua penyihir yang bekerja untuk negara, dan jika kalian memberikan sedikit sihir pada lisensi itu ...... Sama seperti ini peringkat kalian sebagai penyihir akan muncul. Angka-angka dihitung dari kekuatan sihir bersama dengan kemampuan yang kalian miliki, dan peringkat berdasarkan kemampuan tempur kalian. 」 (Guru)


Guru memegang lisensinya dan mengalirkan sedikit sihir. Saat sihir diterima lisensinya, cahaya aneh bersinar dan gambar 3D, 778/119550 ditampilkan.

Karena guru bukan bagian dari anggota militer, warna yang memproyeksikan peringkat mereka berbeda dengan siswa. Apa yang ditampilkan setelah peringkat mereka adalah karakter 「 元 」, sebagai bukti mereka menjadi penyihir. Hal ini pada dasarnya menyatakan bahwa mereka memiliki sejarah sebagai penyihir. Selain itu, siswa diakui sebagai penyihir magang oleh negara, serta militer.
(TL Note: '元' adalah standar/original)


「 Tentu saja peringkat kalian juga berubah berdasarkan seberapa banyak kalian berlatih serta hasil misi yang kalian selesaikan, jadi kalian semua, ambisiuslah dan bekerja keras untuk menaikkan peringkat kalian! 」 (Guru)


Fasilitas yang diberikan pada penyihir sepenuhnya tergantung pada peringkat mereka. Akibatnya, peluang masa depanmu juga sangat ditentukan oleh peringkatmu. Disisi lain peringkatmu sendiri pada dasarnya adalah kartu laporanmu. Bertarung bukan seperti yang dilakukan para penyihir. Sama seperti guru yang peringkatnya 3 digit, mereka bisa mengejar masa depan dalam pendidikan sebagai guru. Sebaliknya, semakin rendah peringkat berarti semakin rendah gajimu, dan juga mendapatkan posisi yang penting menjadi sulit.

Angka 3 digit [ Triple ] yang dimiliki guru mengejutkan kelas. Itu adalah bukti bahwa mereka dulu pernah bertugas sebagai militer, hampir seperti informasi pribadi. Mereka adalah mantan tentara dan penyihir.

Itu adalah sesuatu yang bisa mereka tunjukkan dan membanggakannya kepada orang lain kapanpun dan di mana pun mereka berada.

Setiap siswa di kelas mulai memegang lisensinya dengan satu tangan dan menunjukkan pangkat mereka, dan suasana disekitar menjadi ramai.


「 Peringkat 8867 !! 」

「 Peringkat 4521 !! 」


Dengan penyihir magang baru yang biasanya mendapatkan peringkat 6 atau 5 digit, ada beberapa orang yang memiliki 4 digit dan seluruh kelas menjadi riuh.


「 Alice dan Tesfia 4 digit !! 」 (Kelas)

「 Alice-kun benar-benar memiliki banyak bakat. Dan Tesfia-kun benar-benar seseorang dari keluarga Faver ……. dengan peringkat 4521, masuk akal bahwa kalian memiliki peringkat yang tinggi. 」 (Guru)

「 Terima kasih banyak, Sensei! 」 (Alice & Fia)

「 」Namun, kalian semua juga telah lulus ujian masuk jadi jangan merasa berkecil hati karena memiliki peringkat 6 digit. Tergantung pada usaha kalian, kalian pasti bisa menaikkan peringkat kalian. 」 (Guru)


Garis pandang guru akhirnya tertuju pada Alusu yang tak memperhatikan.


「 Nn? kau yang di sana, di mana lisensimu? 」 (Guru)


Alusu yang sedang belajar sendiri secara alami diperhatikan oleh guru. Penyihir magang yang masuk akademi ini memiliki tanggung jawab membawa beban kemanusiaan di pundak mereka. Tidak semua orang bisa memiliki kebanggaan menjadi penyihir. Itulah sebabnya semua orang yang ingin menjadi penyihir magang memiliki ambisi tinggi, dan sebagian besar terdiri dari para siswa terhormat. Dan di tengah-tengah itu semua, tidak dapat ditolerir seseorang yang tak memperhatikan pelajaran, diam-diam membaca bukunya dan berdiri tanpa rasa bersalah.

Seluruh kelas menatap Alusu.


「 Maafkan aku. Aku menghilangkannya. 」 (Alusu)


Tentu saja itu kebenarannya. Saat mendapatkan lisensi, dia tidak terlalu memperhatikan dan dompetnya tertukar. Selama dia memiliki dokumen yang diperlukan, dia bisa meminta berbagai hal dari tentara.

Bagaimanapun, dia diberitahu ketua untuk tetap merahasiakan ini. Dari sudut pandang Alusu, dia datang ke sini untuk menghabiskan sisa kehidupannya dalam kedamaian, jadi dia tidak terlalu peduli dengan peringkatnya lagi.


「 Lagipula, angka yang ia miliki pasti memalukan. Tidak perlu merasa malu menjadi 6 digit. 」 (Fia)


Sambil tertawa, sebuah suara mencemooh terdengar dari selain dari Tesfia.

Hampir seolah-olah memprovokasi dirinya, teman sekelas Alusu menatapnya. Aku kira ini akan menjadi salah satu hasil dari lingkaran teman yang sudah terbentuk. Terhadap seseorang yang mereka kenal dan seseorang yang tidak mereka kenal, sudah jelas mereka akan berpihak padanya. Belum lagi hal ini tidak akan menarik jika semua orang adalah siswa kehormatan.


「 Sungguh bodoh. 」 (Alusu)

「 Membuat alasan? Mengapa kau tidak menunjukkannya pada kami? 」 (Fia)


Semakin tinggi peringkatmu, semakin berbahaya misimu. Tampaknya sebagian besar dari mereka tidak memahami fakta sederhana ini, yang merupakan tugas para penyihir. Para penyihir magang ini belum pernah menginjakkan kaki di padang belantara dan melihat monster atau iblis. Bahkan jika kemampuan tempur mereka tinggi, segera setelah mereka melangkah ke dunia luar, mereka pasti langsung mati. Hanya itu saja.


「 Haaaaa ~ 」 (Alusu)

「 Tunggu ...- Kau! 」 (Fia)


Dia berada di titik di mana dia tidak bisa berkonsentrasi dan meninggalkan ruangan. Jika itu hanya gurunya, dia tidak akan menghentikan pelajaran hanya karena seorang siswa dan semuanya akan baik-baik saja, tetapi siswa bernama Tesfia benar-benar tidak bisa menutup mulutnya; pasti sifat ini buruknya.

Dengan wajah penuh kemenangan, Tesfia menghadap guru lagi.


「 Sensei, memperhatikan siswa yang kurang motivasi hanyalah halangan bagi pelajaran kita. Silakan melanjutkannya. 」 (Fia)


Tanpa kembali ke lab, dia langsung menuju ke perpustakaan. Perpustakaan berada di bangunan yang sama dengan ruang kelas sebelumnya, dan itu juga dekat dengan kelas jam kedua. Seperti yang diduga, ada banyak sekali buku untuk terus-menerus mengurung diri. Ini semua adalah buku yang berhubungan dengan sihir. Tidak ada yang tidak perlu. Alusu melihatnya sebagai tumpukan harta karun.

Tentu saja, sebagian besar buku tidak akan terlalu berguna. Banyak dari buku-buku tersebut berisi informasi yang sudah diketahui Alusu, tetapi menemukan satu permata tersembunyi dari tumpukan buku itu menarik. Lebih tepat seperti kau mempelajari isinya.
Ini adalah cara sempurna untuk melepaskan rasa frustasinya dari peristiwa yang terjadi selama kelas barusan.

Tapi, dia tidak bisa menemukan harta karun. Waktu berlalu dalam sekejap mata saat lonceng yang terdengar di akhir jam pertama bergema.


「 Aku harus kembali ketempat ini. 」 (Alusu)


Tidak puas, dia berjalan menjauh dari perpustakaan.



[ Volume 1 Chapter 1 SELESAI ]




Like Fanspage Facebook kami supaya tidak ketinggalan update!!
😌



2 comments


EmoticonEmoticon