Saturday 6 October 2018

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 7

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 7


 
Translator : Sai Kuze

Chapter 7 - Sesuatu yang Menganggu [Bagian 1]


Keesokan harinya kami meninggalkan pondok itu lebih awal dan menuju ke barat pegunungan Annette. Hutan itu diselimuti kabut yang sama sejak kemarin, jadi kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

Kadang-kadang, monster akan mengacungkan taringnya dan menyerang, tetapi bukannya menjadi ancaman, mereka hanya mampu memperlambat langkah kami.

Beberapa saat kemudian, matahari mulai naik dan kabut mulai menghilang, memungkinkan kecepatan kami meningkat karena sihir teleportasi menjadi dapat digunakan.

Tapi, kegunaan sebenarnya dari sihir teleportasi tidak terlihat pada perjalanan ini, dan matahari sudah tepat berada di barat pada saat Cellist terlihat.

Kota ini hampir sama dengan kota pertama yang aku kunjungi, Rubierute. Lahan-lahan di sekitar kota meliputi berbagai tanaman lain selain gandum, dan ditempat yang menghadap ke hutan, parit sederhana serta dinding tanah telah dibuat untuk mencegah serangan monster.

Dalam perjalanan menuju Cellist, Ariane menggunakan jubahnya untuk menyembunyikan kulit lilacnya dan telinga runcing yang merupakan karakteristik dari dark-elf. Sementara aku di sisi lain menarik perhatian seperti seorang ksatria yang mengenakan jubah hitam. Dalam berbagai kesempatan, para petani akan menghentikan pekerjaan mereka dan melihat ke arahku.

Kami dengan santai berjalan menuju Cellist dan membayar biaya masuk kepada dua penjaga sebelum memasuki kota.


"Pertama-tama kita harus menemukan penginapan untuk bermalam ......"

"Kau benar."


Ariane menanggapi ucapanku dan mulai melihat sekeliling kota. Karena sudah malam ketika kami menyelinap ke kota Diento, ini sedikit tidak biasa berada di kota manusia di saat masih terang.

Toko-toko di malam hari dan pedagang yang menjajakan barang terakhir dagangannya, kota ini penuh dengan bermacam-macam suara ketika banyak orang berlalu-lalang di jalanan.

Ponta duduk dengan nyaman di bawah jubah hitamku ketika kerumunan itu secara alami terbelah ketika kami mendekat.

Setelah berjalan-jalan sebentar, kami menemukan sekelompok orang yang mengenakan armor dari kulit dan logam yang mirip dengan diriku berdiri di depan sebuah bangunan tertentu. Papan nama yang tidak asing dari asosiasi petualang itu tergantung di atas pintu masuk.

Kelompok petualang bersenjata berkumpul di sekitar petualangan lain yang tampaknya telah dihormati disana.

Suara-suara yang membludak dari orang-orang itu berhasil menembus kebisingan jalanan dan aku dapat mendengar bagian-bagian dari percakapan.

Aku menurunkan kecepatan berjalan ketika beberapa konten menarik perhatianku.


"Apakah itu benar-benar terjadi?"

"Tidak, setidaknya itu tidak tampak seperti itu bagiku."


Seorang pria yang agak jangkung dengan jenggot pendek, yang dilengkapi dengan full-body armor dan perisai bundar besar sedang menanyai pria muda di depannya. Pemuda yang ditanyai itu agak ramping, dilengkapi dengan armor kulit dan membawa busur di punggungnya. Dia dengan berlebihan melemparkan pundaknya ke belakang saat dia menggelengkan kepalanya untuk menyatakan bahwa dia tidak memiliki jawaban.


"Salah satu pengintai kami menemukan salah satu dari mereka dan segera melarikan diri."

"Itu yang kesepuluh dalam tujuh hari terakhir, akan merepotkan jika sekelompok dari mereka terlihat."

“Ah, mereka tidak bisa bertarung jika jumlahnya terlalu sedikit. Bahkan jika perangkap telah disiapkan, mereka ini pintar dan pasti bisa menghancurkannya, jadi itu masih akan sangat merepotkan.”

"Karena permintaan penaklukan untuk Haunting Wolves telah dikirim kepada kita, itu hanya masalah waktu sebelum pasukan feudal lord diberangkatkan."


Ketika dia mendengar percakapan antara keduanya, Ariane mengangkat kepalanya untuk menanggapi sesuatu yang telah dikatakan.

Menurut percakapan petualangan, sekelompok monster berbahaya telah muncul di hutan kaki pegunungan Annette, dan sebuah permintaan mendesak telah dikirim untuk penaklukan mereka, setidaknya itulah inti dari pembicaraan itu.

Melihat fakta bahwa sejumlah besar petualang telah dimobilisasi, monster bernama Haunted Wolves pasti cukup menjadi sebuah ancaman.

Satu-satunya kekhawatiranku adalah panggilan darurat yang telah diberikan kepada para petualang. Ketika kau memikirkannya dengan hati-hati, semua petualangan aktif akan dipanggil ketika panggilan darurat.

Orang-orang yang masih berbicara mungkin adalah petualangan yang ditempatkan di kota ini, dan setiap kali ada sesuatu yang cukup menjadi sebuah ancaman, feudal lord memiliki hak untuk mewajibkan petualang aktif...

──Mungkin akan lebih baik jika menghindari penggunaan kartu identitas petualangku untuk memasuki kota.

Ketika aku sedang memikirkan masa depanku sebagai seorang petualang, aku merasakan seseorang menarik bagian belakang jubahku, jadi aku berhenti dan mengalihkan perhatianku ke arah Ariane karena dia yang melakukannya.

Ponta sepertinya menyadari ketika aku berhenti berjalan, lalu dia memiringkan kepalanya dan melihat ke bawah dari atas pelindung kepalaku.


"Arc, aku ingin berbicara denganmu mengenai sesuatu ...... Lebih enaknya setelah kita sampai di penginapan."

“Hum, baiklah. Ayo segara mencari penginapan.”


Sesuai dengan keinginannya, kami mencari sampai kami menemukan sebuah penginapan untuk bermalam.

Kami menyewa dua kamar di lantai dua dan setelah menerima kunci dari nyonya pemilik penginapan, aku menyerahkan satu kunci pada Ariane.

Setelah mengambil kunci, dia mengangkat tasnya dan menaiki tangga.

Setelah melihat punggungnya menghilang, aku bertanya kepada nyonya pemilik mengenai arah menuju tujuan kami berikutnya, Hoban.


"Madam, apakah anda tahu jalan menuju Hoban?"

“Aduh-aduh, Knight-sama. Memanggil diriku madam, anda membuatku merasa malu. Sungguh membuat diriku malu!”


Dia mengguncang tubuhnya yang menggairahkan dan tertawa lepas begitu dia selesai berbicara, dan jujur, dia mengingatkanku pada tante-tante tetanggaku dulu.
(TL Note: ( ͡° ͜ʖ ͡°) ( ͡° ͜ʖ ͡°) ( ͡° ͜ʖ ͡°) ( ͡° ͜ʖ ͡°) ( ͡° ͜ʖ ͡°) ( ͡° ͜ʖ ͡°) ( ͡° ͜ʖ ͡°) )


“Ah, Hoban ya? Jika anda mengikuti jalan utama yang ada di sepanjang hutan setelah melewati gerbang selatan, kalau tidak salah waktu perjalanannya sekitar dua hari menggunakan kereta? Terkadang seseorang yang percaya diri dengan kekuatannya mengambil jalan pintas melewati hutan, tetapi Lebih baik anda tidak mengambil pilihan itu.”

"Haunting Wolves ......?"

"Benar! Bahkan ada desas-desus bahwa lebih dari sepuluh orang menghilang dalam tujuh hari terakhir. Tidak biasanya bagi monster untuk muncul di hutan di sekitar sini, karena mereka sepertinya turun dari pegunungan Annette, tetapi ini cukup menjadi masalah yang merepotkan. ”


Nyonya pemilik mendesah saat bahunya diturunkan.

Haunting Wolves mungkin muncul di sepanjang jalan utama dan menyerang para petualang dan pedagang; rumor pasti menyebar dan jumlah pengunjung yang menuju Cellist menurun secara bertahap.

Tanpa pilihan lain, feudal lord mengirimkan permintaan darurat penaklukan darurat kepada para petualang. Sementara para petualang antusias dengan bulu bernilai tingginya, tampaknya semuanya tidak berjalan dengan baik.

Aku mendengar hal-hal ini selama obrolanku dengan nyonya pemilik sebelum aku memutuskan untuk pergi menuju kamarku.

Aku menaruh barang-barangku di samping tempat tidur sebelum melepaskan jubahku dan berbaring. Ponta, di sisi lain, menggunakan sihirnya untuk terbang ke ambang jendela tempat dia meringkuk dan menatap keluar.

Tak lama setelah itu, Ariane memberitahu kedatangannya dengan ketukan sebelum dia memasuki kamar.

Dia masih mengenakan jubah abu-abunya ketika dia memasuki ruangan, dan dia hanya melepas tudungnya begitu pintunya tertutup; mengibaskan rambut putih saljunya agar enak dipandang.

Kulit lilacnya terlihat, namun mata emas yang biasanya terlihat tegar kini terlihat sedikit sedih saat dia menatapku.

Ekspresinya menunjukkan bahwa dia mengkhawatirkan sesuatu, namun aku tidak mengatakan apa-apa dan hanya menunggunya untuk berbicara.


"...... Arc, bisakah kita besok mengunjungi pinggiran hutan?"


Setelah beberapa saat terdiam, dia menanyakan permintaan itu.


"Hum? Kita akan mencapai Hoban jika kita mengikuti jalan utama yang keluar dari gerbang selatan, tapi aku diberitahu akan lebih cepat jika kita melewati hutan karah barat daya ...... tapi bukan itu alasanmu kan?”


Dia mengangguk pada pertanyaanku sebelum diam-diam mengatakan tujuannya.


"Itu ada hubungannya dengan Haunting Wolves yang diceritakan oleh para petualang tadi ... Aku ingin mendapatkan salah satu ekor mereka jika memungkinkan ...... Bisakah kita melakukan jalan memutar besok?"

“Menurut rencana kita, aku membantu Ariane-dono dengan misinya. Jika kau mengatakan bahwa ekor serigala itu penting, maka aku bersedia bekerja sama.”


Aku memberikan beberapa anggukan untuk menunjukkan bahwa aku bersedia untuk memenuhi keinginannya untuk meanggapi seseorang yang bertanya memiliki ekspresi canggung sementara pipinya berubah warna menjadi merah tua.

Senyum menyihirnya yang biasa dan sifat energiknya yang mempesona saat dia mengatakan 『 Permintaan 』, dan dia masih terlihat seperti itu ketika dia menawarkan alasannya.


"...... Alasannya, sepertinya onee-sama ku akan segera menikah, jadi aku berpikir untuk mengiriminya tudung yang terbuat dari ekor Haunting Wolves..."


Ekspresinya berubah menjadi sedikit kesepian ketika dia berbicara tentang keadaan dirinya dengan kakak perempuannya.

Menurutnya, ekor Haunting Wolves memancarkan cahaya biru gelap dan tudung yang terbaut dari ekor monster itu merupakan hadiah yang sepertinya mahal.

Namun, ekor Haunting Wolves itu agak sulit diperoleh karena serigala itu mampu menciptakan beberapa ilusi yang menyerupai wujudnya sendiri, sehingga sulit untuk menemukan yang asli selama pertempuran.

──Seekor monster yang mampu menggunakan jurus seribu bayangan......
(TL Note: Narto Saripudin)

Sendirian, Ariane akan mampu menghadapi satu ekor dari mereka, tetapi monster itu biasanya berburu bersama kelompoknya, yang berarti akan ada banyak musuh.

Karena permintaannya ini tidak terkait dengan penyelamatan para elf, dia merasa bimbang karena material yang biasanya tak terjangkau itu berada tepat di depan matanya.

Motivasi satu-satunya adalah memberi kakaknya sebuah hadiah, tidak ada alasan lain. Mempertimbangkan kekuatan monster, dia tidak bisa ceroboh ketika berhadapan dengan mereka.


"Yah, lapipula kita dapat mencapai Hoban keesokan harinya kalau kita menerobos hutan di kaki pegunungan Annetta."

"Terima kasih, Arc."


Dengan rencana hari esok, rona merah pipi di kulit lilacnya berkurang dan dia mengucapkan terima kasih dengan suara yang hampir tak terdengar. Aku lebih suka melihat wajahnya yang sedikit malu-malu, tapi dia menatapku dengan tatapan tegas di matanya, jadi aku menyudahi menatapinya.


"Kalau begitu, ayo kita keluar dan membeli makan malam ... dan beberapa makanan yang diawetkan untuk besok."

"Kyun!"


Ponta, yang telah melihat ke luar jendela dari tadi, bersuara ketika dia mendengarku bergumam tentang makanan untuk persiapan besok. Dia menggunakan sihir anginnya untuk terbang menuju wajahku sebelum menaiki pelindung kepalaku.

Ketika kami berjalan di jalan menuju matahari terbenam, aku benar-benar penasaran bagaimana caranya Ponta memahami ucapan manusia.


[ Volume 2 Chapter 7 SELESAI ]




Like Fanspage Facebook kami supaya tidak ketinggalan update!!
😌




EmoticonEmoticon