Monday 18 June 2018

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 1 Chapter 12

Translator : Sai Kuze


Chapter 12 - Bentuk Kota [Bagian 2]



Aku mengambil tasku dari pintu masuk gua untuk memasukan senjata dan koin emas ke dalamnya.

Tiba-tiba, kandang besi kecil di sudut gua menarik perhatianku. Sosoknya seperti bayangan ditempat minim cahaya, jadi sosok itu tak kusadari sampai sekarang. Ketika aku melihat ke dalam kandang, aku melihat hewan terluka menatap tajam ke arahku.

Aku menaruh lampu diatas kandang sehingga aku bisa melihat jelas hewan di dalam kandang. Ada seekor rubah di dalam kandang. Tidak, itu sepertinya binatang mirip rubah.

Dari kepala ke ekor panjangnya sekitar 60 cm, dan ekornya memiliki penampilan dandelion dan panjangnya setengah dari panjang tubuhnya. Kepala rubah memiliki telinga segitiga besar yang runcing ke atas, menunjukkan bahwa sosok itu sedang waspada. Ada sesuatu seperti selaput di kakinya, yang meninggalkan kesan seekor tupai terbang.

Di bawah cahaya lampu, aku bisa melihat bulu hijau pucat menutupi punggungnya sementara bulu di perutnya berwarna putih.

Tanpa menghentikan tatapan tajamnya, makhluk di dalam kandang itu mengeluarkan geraman pelan dan mengembangkan ekornya yang panjang dan berbulu. Telapak kaki depannya terdapat luka goresan, dan bulu di sekitar kaki belakangnya diwarnai warna merah.

Untuk memberikan sihir penyembuh pada luka-lukanya, aku membuka paksa kandang. Namun, rubah hijau pucat itu semakin waspada, karena tidak menunjukkan tanda ingin keluar dari kandang. Karena hal ini, aku mengulurkan tanganku ke rubah di dalam kandang.


"Gyau!"


Rubah mengeluarkan gongongan kecil sebelum menggigit jari-jariku. aku tidak merasakan sakit berkat armorku, tetapi aku sedikit merintih ketika rubah hijau itu tidak kunjung melepaskan jari-jariku.


"Kau tahu, aku tidak seseram itu ......"


Sambil mengatakan itu, aku mulai menarik tanganku yang digigit keluar dari kandang, rubah hijaupun keluar dari kandang. Aku sepertinya tidak punya keahlian untuk menenangkan hewan ......


"【 Heal 】"


Ketika sihir pemulihan dipanggil, cahaya mulai memancar dari jari-jariku yang digigit dan meresap ke luka rubah. Basic skill dari kelas priest. Rubah hijau terkejut dengan kejadian ini, dan ekornya yang berbulu mengembang saat melompat mundur. Matanya yang besar berkedip-kedip.


"Kyun?"


Rubah itu dengan penasaran menengokan kepalanya ke samping untuk melihat kaki belakangnya, dan menjilati daerah yang seharusnya terluka. Sama seperti kucing, ia kemudian mulai menjilati telapak kakinya. Setelah selesai, rubah duduk di tempat dan mengibas-ibaskan ekor berbulunya.

Rubah itu tidak menunjukkan tanda-tanda melarikan diri.

Aku teringat sesuatu yang ada di tasku. Ketika aku mengeluarkan buah beri kering yang aku beli pagi ini, hidung hijau rubah berkedut sedikit sebelum bergerak. Sambil tertawa karena adegan itu, aku menempatkan beri di tanganku dan mengulurkannya.

Awalnya bersikap waspada, tapi perlahan-lahan mendekati tanganku yang terdapat beri. Dengan cepat rubah mengambil beri ditanganku, sebelum mundur kembali, dan mulai mengunyahnya dari kejauhan. Ketika selesai memakan beri, aku mengambil kembali beberapa beri dan mengulangi tindakan tadi. Setelah maju beberapa langkah, rubah itu baru mulai memakan buah beri dari tanganku.

Kewaspadaannya yang tadi ia tunjukan tampaknya telah benar-benar lenyap, tetapi aku ingin tahu apakah tidak apa-apa untuk memperlakukan satwa liar seperti ini.

Ketika semua buah beri dimakan, aku mulai membelai kepala rubah hijau itu, dengan senyum tipis. Mahluk kecil itu tampak kegelian karena mulai mengeluarkan gongongan kecil yang menyenangkan.

Karena tidak ada benda berharga yang tersisa disini, aku berdiri bersiap untuk pergi. Tapi ketika aku meninggalkan gua, rubah kecil itu berlari di belakangku secepat yang ia bisa. Ketika aku berhenti berjalan dan berbalik, rubah itu duduk sambil mengibaskan ekornya yang berbulu.


"Apa kau mau ikut denganku?"


Aku tidak mengharapkan jawaban, tetapi rubah hijau mengeluarkan suara “Kyun” sebagai jawaban. Rubah itu benar-benar menunjukkan bahwa dia seperti bisa mengerti pertanyaanku.

Aku tidak tahu nama makhluk mirip rubah ini, tetapi aku tidak tahan menyebutnya rubah hijau. Aku memeras otakku mencoba memikirkan sebuah nama.

── Rubah Hijau ……


"Oage atau Tempuro, kedengarannya cocok?"


Ketika aku menyarankan nama-nama itu, ekor berbulu rubah itu tampak terkulai. Kau tampaknya tidak menyukai keduanya ...


── Rubah hijau ……


"Kalau begitu, Ponta."

"Kyun!"


Ekornya sekarang berdiri tegak dan berayun.


"Lalu Ponta, siap untuk pergi?"


Ponta mengeluarkan suara 'yep' dan mulai melompat dari tempatnya, ketika aku menanyakan pertanyaan itu. Tiba-tiba, angin mengelilingi Ponta, dan setelah mengembangkan bulunya, Ponta mulai terangkat seperti berada di dalam lift yang tak terlihat.


Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 1 Chapter 12


"Ooooh !?"


Aku mengeluarkan suara terkejut, saat mataku terpaku pada Ponta. Tampaknya dia bisa menggunakan sihir angin. Kalau tidak, tidak mungkin ada tekanan angin seperti ini didalam gua. Ponta melayang diatas tekanan angin sampai cukup tinggi untuk melompat ke pelindung kepalaku. Karena Ponta menghadap diriku saat naik keatas, ekornya yang berbulu sekarang menghalangi pandanganku. Ketika aku mencoba menggerakkan ekornya, Ponta mengubah posisinya sehingga bidang penglihatanku menjadi bersih.

Aku tidak dapat menyangkal bahwa rubah ini adalah makhluk fantasi, dia menggunakan sihir untuk terbang keatas kepalaku ... Di dunia asalku, hewan arboreal, seperti tupai terbang, mampu terbang karena bentuk tubuhnya mendukung untuk melakukannya.
(TL Note: 'Hewan arboreal' adalah hewan-hewan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di atas pepohonan atau belukar)

Aku mencoba untuk menenangkan kegembiraanku, saat aku mengangkat tasku keatas bahuku dan meninggalkan gua.

Mayat para bandit aku kumpulkan di dekat pintu masuk. Karena hal ini akan merepotkan jika berakhir menarik sesuatu yang aneh, aku menggunakan 【 Flame 】 untuk membakar semuanya. Pada mulanya Ponta terkejut oleh api yang menyala, tetapi setelah beberapa saat ia kembali mengibaskan ekornya di atas pelindung kepalaku.

Aku meninggalkan markas bandit ketika aku sudah yakin tidak ada yang tersisa selain abu.

Karena aku mengumpulkan begitu banyak jarahan perang, bahkan jika aku tidak bekerja untuk sementara waktu aku seharusnya baik-baik saja.

Dengan tenang aku bergerak dan berjalan, sampai aku mencapai pintu masuk hutan.

Daun pepohonan tidak menutupinya, jadi aku bisa melihat langit telah berwarna merah. Waktu yang cukup lama sepertinya telah berlalu sejak aku memasuki hutan. Aku bisa melihat dinding kota Diento di kejauhan, dan ladang pertanian sudah tak ada orang.

Setelah beberapa saat berjalan menyusuri sungai rydell, aku menemukan seseorang yang sedang berdiri membelakangiku.

Dia mengenakan jubah krem, dan helaian rambut emas kehijauannya terlihat dari bawah tudung dan berkibar tertiup angin. Bentuk fisiknya seperti manusia, tetapi bagian yang berbeda dari manusia dapat dilihat. Telinga runcing yang panjang, jelas terlihat dari posisiku, karakteristik rasialnya sering terlihat dalam dongeng dan game.


"Ini pertama kalinya aku melihat Elf."


Sedikit bersemangat, aku menggunakan 【 Dimensional step 】 untuk muncul di belakang elf, dan aku akhirnya berbicara dengan tidak sengaja.

Elf itu melompat menjauh dariku ketika aku melakukan ini, menarik pedang tipis saat melakukannya, dan menatap tajam ke arahku dengan pedang di tangan dan ekspresi tidak senang di wajahnya.

Rambut emas kehijauan tidak bisa dibandingkan dengan mata hijau tajam yang mengamatiku. Tubuhnya ramping, tetapi dilapisi dengan armor ringan. Pedang tipis yang menunjuk ke arahku juga stabil di tangannya. Sikap dan suasana benar-benar berbeda dari para bandit sebelumnya. Dengan satu tatapan aku mengerti bahwa seorang warrior hebat ada di depanku.


"Kau siapa?"


Elf itu segera waspada dan berubah ke posisi bertarung. Suaranya agak kecil, tetapi jelas bahwa pria itu mencoba menciptakan beberapa serangan kejutan. Namun, mata pria itu tampaknya tertuju pada satu titik. Pandangannya terfokus pada Ponta, yang berada di puncak kepalaku ......?

Aku punya pertanyaan untuk pria itu, tapi aku harus menjawab dulu.


"Arc. Seorang pengelana. Aku tidak sengaja memanggilmu karena ini adalah pertama kalinya aku melihat elf. ”


Masih ada keraguan di matanya, tetapi titik pedangnya diturunkan sedikit.


“…… Seorang manusia? Vento vulpix mengikuti manusia …… ”

"? Vento? "

“…… Nama umumnya adalah rubah berbulu. Binatang roh itu yang duduk di kepalamu ...... Mereka biasanya hidup dalam berkelompok, bagaimana kau menjinakkannya? ”

“Wow, ini roh? Ponta adalah ”


Di kepalaku, Ponta menjerit aneh, namun tetap berada di sana. Elf itu memandang situasi aneh ini dengan takjub.


“Dia bukan roh, dia adalah binatang buas. Anggap saja sebagai hewan yang memiliki kekuatan berelemen roh. Apakah hal semacam itu kau bahkan tak tau? Apakah isi dari armor yang luar biasa itu kosong? ”


Aku dianggap bodoh oleh pria ini, yah mau gimana lagi. Dengan keadaanku sekarang, tidak mungkin aku tahu ekosistemnya.

Tapi armor ini tidak kosong, penuh dengan tulang──.


"Maafkan aku. Ini adalah binatang roh pertama yang pernah aku lihat. Aku menemukannya ketika ia ditangkap dan terluka oleh para bandit, dan membebaskannya. Dia menjadi seperti ini setelah aku menyembuhkannya dan memberinya sedikit… .. ”

“Omong kosong, bahkan kewaspadaan binatang roh sangat tinggi sehingga mereka tidak akan menerima anggota ras elf. Apakah kau mencoba mengatakan hal konyol itu bisa terjadi dimana saja? …… ”


Pria itu berkata begitu sambil menyarungkan pedangnya, dan dan menutupi telinga elfnya dengan tudungnya. Aneh, aku punya firasat dia meremehkanku ketika dia mengatakan itu, tetapi itu tidak mungkin kan?


“Jadi, apa yang kau lakukan di tempat seperti ini? Aku belum pernah melihat elf di kota, 〜apa sekarang kau mau pergi kesana? ”


Elf yang berjubah itu mendesah kagum.


“Apakah kau benar-benar manusia? Manusia adalah orang yang membenci dan takut pada mereka yang berbeda atau lebih baik dari diri mereka sendiri. Kami elf hidup panjang dan umumnya memiliki kemampuan sihir yang tinggi. Meskipun kami menandatangani perjanjian dengan kerajaan Rhoden, aku akan menjadi target buruan jika orang-orang melihatku. Penduduk hutan sepertinya biasa dijual dengan harga tinggi disana. ”


Mata di bawah tudung itu dipenuhi dengan kemarahan dan kebencian.

Secara resmi mungkin ilegal untuk berburu elf di negeri ini. Namun, tampaknya larangan itu tidak diberlakukan dengan benar. Kau hanya perlu melihat ke matanya untuk membayangkan kengerian yang dia lihat.

Bahkan jika kau menyebutnya berburu, itu tidak berarti membunuh. Para elf tidak perlu masuk ke dalam perjanjian barbar seperti itu, tindakan itu sudah dilarang oleh hukum setempat, jika tidak, ada orang yang mau membayar banyak uang untuk menundukkan mereka. Mungkin ada desas-desus bahwa darah elf bisa menyembuhkan semua penyakit, atau mereka mungkin diperdagangkan sebagai budak ....... Maka alasan pria ini berada di dekat kota adalah—


"Membebaskan budak elf dari kota──"


Ketika aku bergumam begitu, elf itu memiliki tatapan yang berbahaya dan waspada di matanya.


“Hmm, aku tidak mengatakan apapun kepada manusia. Aku harus bertemu dengan sekelompok elf di sini …… ”


Sambil mengangkat bahunya dan mencoba membuat gerakan, situasi mencekam itu diakhiri.


"Bisakah kau mempercayai kata-kata seorang manusia──"

"Kyun Kyun!"


Pengerasan suara elf itu dan usahanya untuk meraih pedangnya, menyebabkan Ponta mengeluarkan gongongan kencang.

Ketika elf melihat ini, dia berhenti dan melepaskan tangannya dari pedangnya.


"Sial. Ada yang mengatakan bahwa seseorang yang terikat pada binatang roh hati mereka telah terhubung. Jangan lupakan kata-kata yang aku ucapkan beberapa saat yang lalu. ”


Mengatakan demikian, pria itu berjalan ke hutan dengan langkah cepat, dan aku akhirnya kehilangan pandangannya.

Pada akhirnya, aku bahkan tidak mendengar nama elf itu──.

Aku pikir itu adalah kesempatanku untuk berinteraksi dengan spesies lain di dunia isekai ini, tetapi pandangan negatif terhadap manusia membuat hal itu cukup sulit.

Yah, kuharap kita bertemu lagi. Karena elf sedang dipenjara di kota, aku akan mengumpulkan informasi untuknya jika kita bertemu lagi.

Berpikir seperti itu, aku sekali lagi mulai berjalan ke arah kota.

Dinding kota diterangi matahari terbenam seperti kemarin. Namun tidak seperti kemarin, dinding itu tampak seperti sekat yang menutupi keserakahan manusia.


[ Volume 1 Chapter 12 SELESAI ]




Like Fanspage Facebook kami supaya tidak ketinggalan update!!
😌


3 comments


EmoticonEmoticon