Saturday 9 June 2018

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 1 Chapter 8

Translator : Sai Kuze

Chapter 8 - Apa, Ini Bukan Tanaman Herbal? Ini monster [Bagian 1]



Pagi berikutnya, aku terbangun karena kebisingan pasar.

Aku menginap di penginapan yang sama seperti sebelumnya. Posisi tidurku juga sama seperti sebelumnya, duduk di tempat tidur dengan punggung bersandar ke dinding.

Menegakan tubuh kakuku, aku mengambil tas dan membawanya ke lantai satu.

Lagi-lagi tidak ada seorang pun di konter. Aku membuka pintu dan berjalan dijalan utama, lalu langsung menuju gerbang timur.

Untuk menyelesaikan permintaan yang aku terima kemarin, aku harus pergi ke desa Rata yang membutuhkan waktu setengah hari naik kuda dari sini.

Aku menemukan sebuah toko yang menjual roti saat aku melewati pasar. Hanya ada satu jenis roti, teksturnya seperti roti baguette , tetapi bentuknya seperti satu roti melon besar. Harganya sama dengan sate kelinci yang aku beli kemarin. Rasanya agak mahal, lagipula aku membelinya hanya untuk mencoba rasanya.

Setelah itu aku melanjutkan perjalanan, berhenti sebentar di saluran air untuk mengisi kembali botol minumanku. Alun-alun kecil di depan gerbang itu terdapat beberapa laki-laki bersenjata yang berkeliaran, dan mata mereka sering menatap tajam ke mana-mana. Mungkin mereka adalah anggota pasukan tentara bayaran yang bermarkas di kota ini.

Gerbangnya sama dengan yang lain, jadi aku hanya perlu menunjukkan surat izinku dan meninggalkannya. Aku berjalan ke utara disepanjang dinding kota, sampai aku melewati parit ladang gandum. Sepanjang jalan, para petani di tengah ladang akan menghentikan apa yang mereka lakukan dan menundukkan kepala mereka kepadaku. Mereka tampaknya berpikir bahwa aku adalah kesatria kerajaan.

Ketika aku mencapai sisi utara Rubierute, jalur yang lebih besar dari yang kulalui terlihat. Aku berjalan menyusurinya ke utara. Setelah aku keluar dari daerah lapangan terbuka dan pejalan kaki yang berlalu lalang tak terlihat, aku melanjutkan untuk bergerak dengan 【 Dimensiona 】 step】.

Rute yang diberitahukan padaku, menginstruksikan bahwa aku harus mengambil jalur kiri di persimpangan jalan. Setelah beberapa saat bergerak, sebuah tiang yang tertancap di tanah terlihat di jalan yang terbagi dua. Sisi kiri kondisinya jalanan berumput layu, menandakan bahwa jalan itu pernah dilalui. Sembari memperhatikan bahwa jalan itu melintasi hutan, aku bergegas melanjutkan kembali perjalananku kearah jalanan berumput.

Di sisi lain dari hutan, sebuah desa yang dikelilingi oleh lumpur dan dinding kayu, dan bersebelahan dengan sebuah ladang kecil mulai terlihat. Desa ini dikelilingi oleh paritnya sendiri, dan sebagian dari gerbangnya tampaknya tergantung diikat beberapa tali yang kokoh. Jika musuh mencoba menyerang, desa tinggal menjatuhkan satu bagian dari gerbang di atasnya.

Di depan gerbang, ada dua lelaki tua dengan tombak, yang duduk dan berbagi cerita. Dari sini berjalan sebentar, ketika salah satu pria melihatku, dia segera memberi tahu temannya. Dua lelaki tua itu melakukan gerakan tangan ke arahku sebelum mereka kembali berbicara satu sama lain.

Sementara salah seorang dari mereka mengangkat tombak mereka, aku bergegas menuju desa. Sejujurnya, kesan yang dilakukan penjaga gerbang tidak tampak bisa diandalkan.


“Ks-Ksa-Ksatria-sama! Ada ur-urusan apa yang membawa anda ke desa terpencil seperti ini? ”

“Hmm, tidak perlu terlalu formal. Aku hanya seorang petualang. aku datang ke sini hari ini untuk menyelesaikan permintaan Marca dari desa Rata. ”

“Marca? Yang anda maksud bukan anak tertua dari Senna kan? "

"Pak tua, bisakah kau mengantarku ke rumah Marca?"

'”Y-YA! Tidak masalah."


Setelah balasannya, orang-orang tua itu mengizinkanku masuk ke desa. Sementara penjaga gerbang lain tampak kesal karena pekerjaan tambahan, aku tidak memedulikannya saat aku melanjutkan menuju desa.

Begitu aku masuk, setiap pasang mata di desa tertuju padaku. Mereka mungkin berhati-hati karena orang luar, terutama yang memakai full armor, sesuatu yang langka. Aku merasa bahwa reaksinya akan sama di mana pun aku pergi ……

Rumah-rumah di desa, tidak memberikan nuansa rumah yang sebenarnya. Mereka tak lain lebih mirip gubuk.

Orang tua itu mengetuk pintu salah satu gubuk, dan memanggil penghuni di dalam.


“Senna, apa kau disana !? Ada tamu untukmu !! ”


Aku mendengar jawaban seorang wanita dari dalam, setelah beberapa saat pintunya dibuka dengan lembut. Namun, aku tidak melihat siapa pun di celah itu. Menurunkan pandanganku, seorang gadis yang tampak sekitar 10 tahun terlihat.


“Ah, Helena? Dimana ibumu? Ksatria ini perlu berbicara dengannya. ”


Ketika gadis bernama Helena mendengar pertanyaan lelaki tua itu, dia membuka pintu sepenuhnya dan memaksa kami untuk masuk.


“Kalau begitu, Ksatria-sama, diriku ……”


Orang tua itu hanya mengatakan itu, sebelum kembali menuju gerbang.


"Aku akan masuk."


Begitu berada di dalam rumah, aku melihat perapian dengan batu besar, dan terdapat tungku di atasnya. Di sudut ruangan, beberapa peralatan makan kayu berjejer. Di tempat lainnya, ada beberapa perabotan kayu. Sebuah meja dengan empat kursi di sekitarnya, dan dan 2 tempat tidur dengan sekat di sekelilingnya.

Gadis itu berdiri di sebelah meja dengan ekspresi khawatir. Dia memiliki rambut pirang gelap, dan mata cokelat yang mencerminkan gadis aktif dibaliknya.

Dari tempat tidur, berjalan tertatih-tatih, datang seorang wanita. Dia juga memiliki rambut pirang gelap seperti gadis itu, tetapi miliknya diikat ke belakang dan mencapai pundaknya. Mata biru jernihnya dikelilingi oleh wajah mulus dan berbintik-bintik. Tingginya sekitar 170 cm, dan dadanya yang melimpah dengan mengagumkan terikat di dalam bajunya seperti pakaian.


“Saya ibu Helena, Senna. Ada urusan apa dengan kami? Saya tidak yakin bahwa keluarga saya memiliki koneksi dengan keluarga ksatria ...... ”

“Namaku Arc. Aku bukan seorang ksatria, aku seorang petualang. Jadi tolong santai saja. Seorang wanita dengan kaki yang sakit, seharusnya duduk ketika dia berbicara. ”

"Te-Terima kasih ...... Jadi apa yang membawa anda ke rumah kami?"


Sang ibu, Senna, membungkuk sedikit sebelum duduk di salah satu kursi meja. aku juga duduk setelah dia duduk dengan sempurna. Itu kursi yang bagus dan kokoh.

Untuk menanggapi pertanyaan mengenai tujuanku kesini, aku merogoh kantongku dan menunjukkan kepadanya plakat permintaan.


“Seperti yang aku katakan namaku adalah Arc, dan aku telah mengambil permintaan ini dari guild petualang. Seorang gadis bernama Marca adalah orang yang mengajukan permintaan ini. Apakah dia disini?

“Eh? Dia melakukan hal seperti itu ?! Marca sekarang sedang keluar sepertinya diladang ......, dia seharusnya kembali siang ini. ”


Tak beruntungnya, gadis yang membuat permintaan itu tampaknya keluar untuk sementara waktu. Dia akan kembali sekitar tengah hari, seharusnya tidak terlalu lama. Aku bisa tinggal di sini sampai dia kembali.


“Aku bisa menunggunya di sini. …… Jika tidak keberatan, bisakah kau memberitahuku apa yang terjadi dengan kakimu? ”


Untuk membunuh kebosananku, aku mencoba memulai percakapan. Agak sedih melihat dia bergerak dengan balutan kain yang membungkus kaki kirinya.


"Tidak apa-apa. Beberapa waktu lalu monster raksasa muncul didekat sini ...... Kaki ku terluka saat melarikan diri, karena ini Marca sekarang bekerja di ladang sendirian. Namun, aku adalah salah satu yang beruntung. Pada saat kejadian seseorang tewas, menyebabkan kepanikan diseluruh desa ...... ”


Tampaknya aku memilih topik yang salah, amosfirnya jadi berat euy. Helena, yang bersembunyi di belakang ibunya, melirik ke arahku ketika suasananya menjadi berat.

Itu mengingatkanku, bukankah aku memiliki sub-kelas paus? Bukankah seharusnya aku bisa menyembuhkan lukanya? Lagipula, itu adalah batas tertinggi kelas priest. Jadi pengetahuan tertinggi dari penyembuhan dan mantra penghilang kutukan pasti ada.

Tunggu, kemampuan penyembuhan tingkat tinggi dari seorang paus tidak akan diperlukan. Pertama aku harus menguji mantra penyembuhan tingkat rendah dari seorang priest. Karena aku belum terluka sejak aku datang ke sini, aku belum sempat mencoba mantra penyembuhan. Aku hanya menggunakan mantra serangan 【 Flame 】 sejauh ini.


“Nyonya, jika tidak keberatan, bisakah aku memeriksa kakimu. Karena sudah lama, aku tidak tahu apakah itu akan berhasil, tetapi aku dapat mencoba menyembuhkan kakimu."

"Hah? T-Tidak, itu …… ”


Bingung pada penawaranku, wanita itu mengeluarkan suara tinggi.

Tidak heran, maksudku kami hanya bertemu hari ini. Selanjutnya wajah lawan bicaranya tertutup pelindung kepala. Jika tiba-tiba diminta untuk menunjukkan kakimu, kau pasti ingin menolak.

Namun, ketika Helena muda mendengar bahwa kaki ibunya dapat disembuhkan, dia menatap aku sejenak. Lalu dia dengan lembut mengangkat kaki yang terluka ke atas, sehingga aku bisa memeriksanya.

Sang ibu, Senna, tersenyum masam saat ia menyerahkan dirinya pada takdir.

Setuju dengan itu, aku menempatkan tangan kananku di atas kaki yang terluka dan mencoba merapal mantra. Dengan lembut meneriakkan 【 Heal 】, cahaya putih muncul dari tanganku dan mengelilingi kaki Senna. Setelah beberapa saat, cahaya terserap ke kulitnya.

Ibu dan putrinya dengan hampa menyaksikan tontonan di depan mereka, tetapi sesudahnya Helena melepas perban dari kaki ibunya. Apa yang muncul dari perban adalah kaki yang sangat halus.


"Ibu! Tidak ada cedera! Terlebih tidak ada bekas luka!! ”


Sikap Helena benar-benar berubah dari beberapa saat yang lalu. Sekarang dia tersenyum lebar dan sepertinya tidak bisa berhenti melompat kegirangan.

Melihat senyum putrinya, Senna menggosok kepalanya sebelum membungkuk kepadaku.


"Terima kasih banyak. Arc-sama, anda pastilah priest terkenal. Saya tidak percaya bahwa tidak ada bekas luka yang terlihat ...... ”

“Tidak, aku hanya ingin mencoba karena sudah lama, aku bahkan tidak terlalu yakin bahwa itu akan berhasil. Lukanya disembuhkan, dan itulah yang terbaik. ”


Sebenarnya, ini adalah pertama kalinya aku menggunakan sihir pemulihan dalam kehidupan nyata, jadi aku adalah orang yang paling diuntungkan di sini ...... Dilihat dari reaksinya, tampaknya tidak ada kekhawatiran tentang sihir penyembuhan. Sekarang tinggal mencari tahu seberapa berkembangnya sihir peyembuhan didunia ini.


"Aku pulang Bu."


Anak perempuan tertua, Marca, akhirnya pulang dari ladang. Gadis yang penasaran itu menempatkan keranjang besar di dekat pintu. Tingginya sekitar 150 cm, dan rambut cokelat mudanya diikat kuncir, di atas bahunya. Mata birunya sama dengan mata ibunya. Dia juga memiliki warna kulit yang sehat.


“Marca, apa kau mengajukan permintaan ke guild petualang? Aku di sini untuk menyelesaikan permintaan itu. Kau adalah yang mengajukan kan? ”

"Ah! Permintaanku diterima oleh Ksatria-sama ?! Permintaan itu untuk mendampingiku mengumpulkan ramuan obat. ”

"Apa kamu gila! Bahan ramuan itu sudah berbahaya! Namun kamu tetap ingin melakukannya, bahkan dengan munculnya monster baru-baru ini ?! ”

“Tapi ……, biaya permintaan sudah dibayar dan hadiahnya sudah diposkan ……”


Sang ibu, yang mendengar isi permintaan itu, menolaknya dengan kasar. Marca mengerutkan kening, karena permintaan sudah dibayar. Aku penasaran apa yang terjadi ketika klien menarik permintaan itu? Gagasan absurd tentang kehilangan duit muncul dari kepalaku.


"Lalu! Aku akan pergi mengumpulkan herbal sebagai gantinya! ”

“Tunggu sebentar bu! Bagaimana kamu bisa mengumpulkan dengan kaki yang terluka itu? ”

“Cukup duduklah dan dengarkan Marca! Ksatria-sama sudah menyembuhkan kakiku! Maka tidak apa-apa bagiku untuk memasuki hutan !! Mengerti."


Senna mengangkat ujung roknya sedikit, untuk menunjukkan pada Marca kaki yang benar-benar sembuh. Setelah melihat kaki yang telah sembuh, Marca menatapku dengan heran.


“Aku berterimakasih karena telah menyembuhkan kaki ibu. Ibu, kamu bahkan tidak tahu di mana herbal tumbuh! Jadi tidak ada gunanya bagimu untuk melakukannya! ”


Ternyata pengetahuan ibunya tentang tanaman herbal tidak begitu tinggi. Malam mungkin datang sebelum ibu dan anak menyelesaikan adu argumen ini.


“Kamu adalah alasanku mencari pengawal. Apakah kamu mengerti bu ?! ”

“Kalau begitu !! Ksatria-sama akan memandumu menyusuri hutan! ”


Setelah diberi tahu, Marca mengambil keranjangnya dan pergi keluar. Setelah menyadari apa yang baru saja terjadi, aku mengejarnya. Ketika aku meninggalkan rumah, aku menerima terima kasih lagi dari Senna. Jika masalah muncul, aku bisa langsung mengambil Marca dan melarikan diri dengan [ Dimensional step ].

Ketika aku melihat-lihat sekeliling desa, Marca melambaikan tangannya padaku di dekat gerbang.


Kuangkat tasku di pundakku lagi dan mulai menuju ke sana. Bersama dengan Marca, aku meninggalkan desa dan berjalan di sepanjang perbatasan utara.


“Ksatria-sama, terima kasih sekali lagi untuk menerima permintaan ini. Setengah dari alasan yang saya butuhkan untuk mengumpulkan herbal adalah karena cedera ibu. Namun, karena Ksatria-sama sudah menyembuhkannya, saya hanya punya satu alasan sekarang."


Marca berkata demikian, sambil tertawa lewas.


"Hmm, jadi apa alasannya untuk pergi kalau begitu?"

“Tahun lalu, ayah saya meninggal karena sakit. Saya membantu di ladang, tetapi itu masih cukup berat bagi kami. Tanaman herbal dapat dibeli dengan harga yang bagus di kota, itu bisa meringankan keadaan ibu sedikit …… jadi setiap tahun, saya memetik herbal dengan ayah saya, dan dia akan menjualnya. ”

“Untuk meringankan keadaan ibumu dengan mencari banyak herbal. Bukankah perjalanannya juga berbahaya? ”

“Tidakkah anda tahu, melewati hutan ini makan anda akan tiba di kaki pegunungan naga angin. Di bagian yang lebih dalam, anda akan menemukan sesuatu seperti naga darat atau wyverns, tetapi pastilah aman jika kita hanya berada di daerah yang dangkal. Meskipun, kita tidak bisa berlama-lama karena ada lebih banyak monster di sini daripada di hutan lain. ”


Aku mendengarkan penjelasan Marca ketika kami memasuki hutan. Rupanya, timur laut dari lokasi kami saat ini adalah pegunungan naga liar. Lebih jauh lagi puncak gunung putih dapat dilihat.

Sambil berjalan melewati hutan, tekanan untuk meninggalkan tempat ini semakin bertambah semakin jauh kami masukinya.

Marca sepertinya telah menemukan sesuatu, saat dia mulai berlari. Kami mendekati sebidang tanah yang lebih cekung daripada sekitarnya, dan memiliki banyak batu di tengah lubang. Di antara batu itu, sepetak kecil tanaman bisa dilihat.

Marca pergi ke sana, dan mulai mengisi keranjangnya dengan tanaman. Jumlah yang tak terhitung banyaknya tanaman berbentuk teratai dengan cepat dikumpulkan.


“Ini adalah tanaman herbal kokar. Ini efektif untuk menangani luka dan penyakit kulit ”


Sambil mengumpulkan herbal, Marca menggoyangkan kepangnya dan menjelaskan kegunaan tumbuhan. Aku mengamati sekeliling kami, tetapi tidak ada tanda-tanda binatang atau monster. Jadi aku turun untuk membantu mengumpulkan tanaman kokla. Melihat kondisi kikuk ku, Marca mulai tertawa.

Tampaknya melihat seorang pria, dengan tinggi badan lebih dari 2 meter dan full armor, berjuang untuk memetik tanaman adalah pemandangan yang menyenangkan.

Setelah satu jam, keranjang itu setengahnya dipenuhi tanaman kokla. Meskipun masih ada beberapa tanaman yang tersisa di antara bebatuan, Marca mengatakan kami harus berpindah kelokasi berikutnya. Lokasi berikutnya rupanya tempat memanen utama.

Sekali lagi tekanan untuk pergi meningkat saat kami melangkah lebih dalam. Ketika hewan liar melihat tekanan, mereka akan berbalik dan berlari, yah walau meskipun kita belum menemukan monster apa pun.

Kami berlanjut menyusuri hutan untuk sementara waktu, sebelum menemukan tempat terbuka. Lereng landai melebar, ketika aku memperhatikan ranting-ranting pohon di sekitarnya berwarna putih pucat, dan ternyata pohon-pohon itu dikelilingi oleh lingkaran bunga putih yang berjatuhan. Aroma manis juga tertiup oleh angin.


"Kita berhasil! Bunganya mekar sempurna! Ranting-ranting pohon kobumi semuanya berwarna putih pucat !! ”


Dipenuhi dengan perasaan senang, Marca mulai berlari menuju kearah kobumi dengan secepatnya. Aku dengan cepat mencoba mengeluarkan peringatan agar Marca tetap diam. Dibalik pohon, aku melihat batu seperti benda. Tapi tidak seperti batu biasa, benda ini memberi perasaan makhluk hidup.


“Marca, jangan bergerak !! Ada yang bersembunyi di sana !!! ”

"Eh?"


[ Volume 1 Chapter 8 SELESAI ]




Like Fanspage Facebook kami supaya tidak ketinggalan update!!
😌

3 comments


EmoticonEmoticon