Monday, 29 October 2018

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 11

Translator : Sai Kuze

Chapter 11 - Strategi yang Terlupakan



Butuh sekitar tiga puluh menit sejak saat itu, kelompok sang putri menyelesaikan persiapan kereta lalu pergi ke arah timur, dan tak lama kemudian sosok mereka telah menyusut di kejauhan.

Aku menyingkirkan cabang pohon yang aku gunakan untuk menyembunyikan kepalaku.

Berdasarkan dengkuran yang terdengar, Ponta tampaknya tidur siang di atas pelindung kepalaku.

Berdiri perlahan agar tidak membangunkannya, aku mendesah pelan untuk menenangkan hatiku.

Hatiku tersapu ke arah di mana kereta itu menghilang dengan pikiran yang menyebabkan keringat dingin tak berhenti.

Apa yang aku pikirkan adalah seorang gadis bangsawan yang sederhana sebenarnya anggota dari beberapa keluarga kerajaan. Aku menghidupkan kembali mereka dengan sihir dan itu dianggap sebagai berkah para dewa.

Ketika aku menjadi cukup tenang untuk berpikir, aku menyadari kebangkitan adalah sihir yang sangat dicari, seperti sepasang saudara yang mencari batu filsuf untuk menghidupkan orang mati.
(TL Note: Mungkin referensi Fullmetal Ballcemist)

Manusia yang kubangkitkan tidak menjadi undead dan aku tidak melihat apapun sebagai efek sampingnya.

Sepertinya itu tidak selalu menghidupkan kembali semua yang mati, ada bagian-bagian yang kondisinya tidak jelas.

Ketegangan yang aku rasakan saat melemparkan sihir juga harus dipertimbangkan.

Meskipun sihir kebangkitan dan pemulihan adalah hal yang biasa dalam game, jika aku berlebihan di sini aku mungkin akan diakui sebagai orang suci atau sesuatu yang lain. Tidak, jika ditangani dengan tidak benar, hal itu bisa menghasilkan pembentukan agama baru. Maka akan ada kemungkinan agama baru memulai perang suci yang meliputi seluruh dunia.
(TL Note: Arc Kami-sama)

Akan berbeda jika itu adalah gadis desa atau putri bangsawan rendah yang dibangkitkan setelah kecelakaan, tetapi situasinya seratus kali lebih buruk karena itu adalah menghidupkan kembali putri yang telah terbunuh.

Satu hal yang pasti …… sejarah telah berubah selamanya.

───Tidak, di era seperti ini, bangsawan pastilah memiliki banyak putri, jadi sejarah tidaklah terlalu terpengaruh, …… Yah ku pikir sih begitu.

Selain itu, karena tidak ada saksi pastilah aku aman - mungkin inilah yang terbaik untuk menghindari menggunakan sihir kebangkitan sebanyak mungkin yang aku bisa.

Di dalam otakku, sebuah majelis nasional berkumpul sedang berdebat untuk mengatasi masalah ini.


“Hmm. Tidak ada yang terjadi."


Keputusan ini menang dengan mayoritas suara  terbesar dan dalam beberapa saat, masalah itu dilupakan.

Agar tidak menganggu Ponta, aku berbalik perlahan dan kembali menuju jalur tempatku datang tadi.

Waktu sudah berlalu cukup lama sejak aku meninggalkan Ariane di hutan. Mengikuti penanda yang aku tinggalkan, aku menggunakan 【 Dimensional Step 】 untuk menerobos hutan.

Tak lama, aku menemukan tiga serigala putih besar dengan kaki belakang mereka terikat dan tergantung di dahan pohon, kepala mereka tertuju ke tanah.

Di pangkal pohon tempat serigala bergelantungan, duduk seorang dark-elf wanita yang sepertinya agak merajuk.
(TL Note: ngambek)

Dia duduk dengan mengangkat lututnya menyebabkan puncak kembarnya terdorong keatas lebih dari biasanya; aku pikir dia terlihat senang saat melihatku, tetapi dia kembali merajuk sesaat kemudian.


“Oi! Kau ini kemana saja?"

"Uh, maaf. Aku sedikit tersesat.”


Aku mendorong semak ke samping dan meminta maaf padanya sebelum berjalan menuju pohon dengan serigala yang tergantung.


"Dengan begini darah sudah selesai dikeringkan ...... Tolong bawa kita ke Raratoia."

“Ah, itu benar! Seharusnya aku mencari lokasi teleportasi yang cocok… .. ”


Aku kelupaan, Ariane telah memintaku untuk pulang sebentar ke Raratoia dan itulah alasan yang aku lupakan sejak awal.

Mendengar pernyataanku, dia mulai menatapku dengan ekspresi tertegun, seolah-olah dia tidak bisa mempercayainya.

Protesnya dapat dimengerti, sekitar satu jam yang lalu, aku pergi dengan alasan untuk menemukan penanda lokasi yang cocok.


“Tunggu, aku belum selesai …… Aku melupakan tujuanku karena aku sibuk mencari jalan kembali. Kali ini, aku akan mencari penanda lokasi yang cocok.”


Saat membela diri, aku mengalihkan perhatianku kearah gunung Annette yang mengintip di atas pepohonan, dengan cepat memberi tahu Ariane tentang tujuanku berikutnya.

Mempercayakan Ponta padanya yang masih tertidur, aku dengan tergesa-gesa berlari melewati hutan dengan 【 Dimensional Step 】.

Mengharapkan perasaannya yang sedang kesal akan disembuhkan oleh wajah tidur Ponta, aku mulai mencari lokasi yang bisa digunakan untuk 【 Transfer Gate 】.

Sepuluh menit kemudian aku sampai di sebuah dataran yang luas.

Di tengah dataran ada pohon besar yang dikelilingi semak-semak.

Meskipun berada di tengah hutan, pemandangan ini cukup mengesankan.

Aku melirik pohon yang menjulang tinggi dan menyadari aku satu-satunya orang yang berada disini, yang menyaksikan bunga-bunga bermekaran.

Itu mirip sekali seperti di Jepang, dan jika ini adalah duniaku yang dulu maka disekitar pohon itu akan ada ikatan jerami Shinto, tidak diragukan lagi.
(TL Note: Itu lho pohon2 Jepang yang biasanya diiket pake lilitan jerami yang bentuknya kek Gespernya Sasuke pas jadi murid Orochimaru)


"Hmm, sepertinya tidak ada masalah di sini."


Sembari bergumam pada diriku sendiri di hutan, aku mengukir tempat misterius ini dalam ingatanku. Untungnya, itu tidak terlalu sulit dilakukan karena pemandangan ini begitu mengesankan dan aku dengan cepat berangkat.
.
Langit yang terlihat di antara cabang-cabang pepohonan telah berawan, dan perlahan hujan mulai turun dari langit yang berwarna abu-abu.

Setelah kami berteleportasi ke Raratoia, perjalanan kami melewati hutan mungkin terhambat oleh cuaca.

Aku menggunakan 【 Dimensional Step 】 untuk kembali ke tempat di mana aku meninggalkan Ariane dan Ponta dan mulai berjalan keluar dari semak belukar.

Kemudian, di hadapanku, aku melihat Ariane memendam wajahnya di perut Ponta.


  Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 11

Saturday, 27 October 2018

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 10

Akhirnya ada waktu nerjemahin ini projek !!!!
Yang nanyain PDF Volume 2, seperti yang sudah saya katakan, PDF dibuat tiap 1 volume kelar.
Dan Chapter 10 ini masih ada dipertengahan volume 2, so sabar wae.

Untuk jadwal update projek ini sendiri, bisa dilihat di halaman "Schedule".
Dan karena domain blog ini sudah diupgrade menjadi TLD, menyebabkan tidak akan muncul dipencarian dalam beberapa waktu kedepan. Mayan .com $1.25 minat PM.
😂 

Maka dari itu saya sangat mengharapkan para pembaca memberikan komentar dan juga menyebarkan postingan ini di akun sosmed masing-masing.




Translator : Sai Kuze

Chapter 10 - Sesuatu yang Tidak Masuk Akal


Di bawah langit yang gelap dan berawan, dibalik bayang-bayang pepohonan di hutan saat aku melangkah ke arah teriakan yang kudengar beberapa waktu yang lalu.

Bau darah secara bertahap mulai bercampur dengan angin, dan suara gemuruh telah mereda. Hanya suara kakiku yang bergerak menembus semak-semak yang dapat terdengar saat ini.

Tak lama, jalur itu memperlihatkan jalanan yang membentang di antara hutan dan jurang.

Aku sekarang berdiri di tepi jurang yang dalamnya sekitar tiga meter.

Banyak mayat tersebar di jalanan dan bau darah bercampur ke seluruh area.

Di beberapa tempat, lubang-lubang tanah dan beberapa kobaran api masih menyala disana-sini. Pertarungan sengit sepertinya baru saja terjadi.

Ada lima serigala besar sedang menyantap mayat yang berserakan di sekitar medan pertempuran ini. Mereka menggerogoti tubuh, dan suara patahan tulang bergema di seluruh area.

Kelima serigala pastilah para Haunting Wolves yang kami kalahkan beberapa saat lalu, karena beberapa dari mereka memiliki bekas luka dari Ariane.

Ketika para Haunting Wolves tengah menyantap mangsanya. Begitu mereka melihatku, yang muncul dari semak-semak, mereka mengangkat kepala mereka dan mununjukan taring mereka padaku sembari perlahan-lahan mundur.

Sorotan mata mereka yang penuh waspada terus berlangsung cukup lama.


"Hiyattt !!!"


Ketika aku mengangkat tanganku di langit dan menyerang dengan kecepatan penuh sembari berteriak, jubahku berkibar ditiup angin, Haunting Wolves berbalik dan berlari.

Teriakanku yang keras itu secara tak terduga cukup efektif; bahkan Ponta terkejut hingga ia melingkar di leherku, membentuk sebuah syal wol bahkan sebelum aku menyadarinya.

Meminta maaf kepada Ponta, aku mengelus-elus bulu lembutnya.

Sebuah kereta kuda hitam besar terhenti di dekat pusat mayat-mayat yang berserakan, dan mayat-mayat di sekitarnya adalah ksatria dengan armor yang bagus. Mereka sepertinya berusaha melindunginya.

Melihat pemandangan ini memunculkan kesan seorang bangsawan dan pengawal mereka.

Keempat kuda yang diikat di bagian depan kereta itu tampaknya sudah mati, tetapi dua kuda dibelakangnya yang tidak bisa pergi kemanapun sedang meringkuk sembari menggaruk-garuk tanah dengan kuku-kuku mereka.

Selain itu, beberapa mayat yang sepertinya bandit tersebar di seluruh wilayah, dan aku belum melihat satu pun yang masih bernafas.

Ketika aku melihat Haunting Wolves beberapa saat yang lalu, aku percaya apa yang terjadi di sini adalah karena keterlibatan Ariane dan diriku sendiri, tetapi sepertinya itu tidak benar.

Dengan ringan aku melompat dari tepi jurang sedalam tiga meter, lalu memastikan untuk tidak menginjak siapa pun saat aku semakin mendekat.

Mayat-mayat berarmor yang terlihat cocok sebagai para pengawal memiliki bekas luka dari pedang dan panah. Hampir tidak ada dari mereka yang memiliki bekas gigitan dari Haunting Wolves.

Ada beberapa tubuh yang telah hangus hitam, mungkin dikarenakan serangan sihir, tetapi beberapa dari mereka dibunuh menggunakan senjata manusia.

Sementara aku memikirkan hal-hal seperti itu, aku berbalik ke arah bandit yang telah diserang oleh Haunting Wolves. Para pengawal kemungkinan besar telah mati pada saat bandit-bandit itu diserang.

Tubuh bandit di samping para pengawal tewas oleh pedang, tetapi kebanyakan dari mereka memiliki bekas gigitan dari Haunting Wolves. Ada seseorang yang kehilangan lengannya sementara yang lain terbaring di tanah dengan perutnya robek.

Ada mayat yang berpakaian seperti priest Shinto dan kepalanya hilang, tidak menyisakan apa pun kecuali mayat yang mengerikan.

Sembari memikirkan kekejaman dunia dan para dewa, aku berjalan menuju kereta, menghindari tumpukan mayat sebaik mungkin.

Pintu kereta terbuka, dan seorang wanita yang mengenakan pakaian pelayan telah terjatuh darisana. Kereta itu berlumuran darah, dan seorang gadis bangsawan yang tewas dengan gaun mewah sedang berbaring di lantai.

Darah itu meresap ke dalam rambut pirangnya yang panjang dan membasahi bibirnya sementara itu dadanya memiliki luka yang jelas disebabkan oleh senjata tajam.

Berdasarkan posisi pengawal dan lokasinya di kereta, gadis ini sepertinya cukup penting.

Darahnya masih hangat dan kulitnya belum pucat, kemungkinan waktu kematiannya belum lama.

Aku bahkan bisa melihat bekas-bekas air mata di sudut matanya, namun matanya yang setengah tertutup itu kosong, meninggalkan gadis itu dengan ekspresi tertidur.


“Kyua〜 ……”


Ponta menjerit sedih sembari masih melilit di leherku.

Membelai kepala Ponta, aku akhirnya memikirkan salah satu kemampuan sihirku.

Aku tahu tidak ada gunanya menggunakan sihir penyembuhan pada orang yang sudah mati. Namun, kelas pope dan bishop memiliki sihir pembangkitan.

Itu adalah mantra dasar di dalam game, jadi pertanyaannya adalah apakah itu akan bekerja di dunia ini seperti kegunaannya di dalam game.

Jika aku tidak salah, kelas menengah bishop memiliki mantra 【 Revival 】 yang dapat membangkitkan seseorang dengan 10% dari total HP mereka. Bahkan jika seseorang dihidupkan kembali dengan 10% dari HP mereka setelah terluka parah, jika luka mereka tidak segera disembuhkan mereka akan sekarat dan mati lagi.

Kelas Pope level tinggi memiliki mantra 【 Revival 】 yang sepenuhnya menyembuhkan target, tetapi aku penasaran bagaimana mantra itu bekerja dalam kenyataan.

Perasaan tidak menyenangkan merayap ke arahku saat memikirkan kematian gadis muda itu, jadi aku meletakkan tanganku di atas tubuhnya dan mempersiapkan diriku untuk mengeluarkan mantra sihir.


"【 Revival 】"




Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 10


Thursday, 11 October 2018

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 9

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 9



Translator : Sai Kuze

Chapter 9 - Sungguh Tak Beralasan


Jalanan di hutan tidaklah lebar; ada jurang di sebelah kiri, dan pohon-pohon berakar tebal dan semak belukar berdiri di sebuah lereng sehingga sulit untuk melihat daerah dibaliknya.

Di jalanan seperti itu, kereta hitam besar, yang ditarik empat kuda sedang melaju dengan kencang.

Kereta itu memiliki desain yang agak sederhana, tetapi mata seorang pengrajin pasti bisa melihat detail yang lebih bagus dari kereta itu dan menilainya sebagai milik seorang bangsawan.

Sunday, 7 October 2018

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 8

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 8


 
Translator : Sai Kuze

Chapter 8 - Sesuatu yang Menganggu [Bagian 2]


Keesokan harinya, kami meninggalkan penginapan di kota Cellist dan memasuki hutan dari gerbang selatan.

Kami awalnya mengambil jalan utama di sepanjang hutan sebelum merubah arah memutar ke barat daya yang mengarah menuju pegunungan Parnassus. Biasanya kau membutuhkan kompas untuk menjelajahi hutan dengan aman; Namun, itu hanya jika kau tidak ditemani salah satu penduduk hutan seperti Ariane yang tidak ragu saat melangkah memimpin di depan.

Saturday, 6 October 2018

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 7

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 7


 
Translator : Sai Kuze

Chapter 7 - Sesuatu yang Menganggu [Bagian 1]


Keesokan harinya kami meninggalkan pondok itu lebih awal dan menuju ke barat pegunungan Annette. Hutan itu diselimuti kabut yang sama sejak kemarin, jadi kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

Kadang-kadang, monster akan mengacungkan taringnya dan menyerang, tetapi bukannya menjadi ancaman, mereka hanya mampu memperlambat langkah kami.

Tuesday, 2 October 2018

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 6

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 6


 
Translator : Sai Kuze

Chapter 6 - Tujuan yang Dipilih


Di hutan dimana kabut menyelimuti pepohonan yang menjulang tinggi, dark-elf Ariane berjalan di depan dengan jubah abu-abunya yang berkibar tertiup angin, sementara di belakangnya, aku mengikutinya agar tidak tertinggal.

Saat ini jubah hitam yang menutupi armorku telah menjadi pakaian standar saat bepergian. Di atas pelindung kepalaku, Ponta menguap besar dengan matanya yang lelah ketika dia mencoba untuk tidak terjatuh.

Monday, 1 October 2018

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 5

Novel Gaikotsu Kishi-sama, Tadaima Isekai e Odekake-chuu Bahasa Indonesia Volume 2 Chapter 5


 
Translator : Sai Kuze

Chapter 5 - Pedagang Tidak Menawar



Saat kami menuju mansion, Tetua Dylan dan Ariane sudah kembali dari Maple.

Ariane tidak mengenakan peralatan pelindungnya atau setelan pakaian dengan manset lengannya. Hari ini, dia mengenakan pakaian tradisional elf dan mantel haori yang menggantung di pundaknya. Belahan dada dark-elfnya sedikit terbuka.

Aku merasa bisa menikmati pemandangan pakaian yang tidak biasa seperti ini, tetapi aku harus mengabaikannya untuk hal lain pada malam ini.